Showing posts with label Karya tulis ilmiah. Show all posts
Showing posts with label Karya tulis ilmiah. Show all posts

Monday, November 1, 2021

 

  Oleh : Wawat Qomariyah, S.Pd

KAIDAH KEPENULISAN MENGENAI KATA HUBUNG (KONJUNGSI)

A. Pengertian

    Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf. Namun, sebelum mengulas seputar kata sambung, kita harus paham terlebih dahulu tentang apa itu kata, klausa dan kalimat. Keduanya berkaitan erat dengan kata sambung.

Kata

Menurut KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Dalam sebuah kalimat, kata merupakan salah satu unsur terkecil.

Kata terbentuk dari beberapa huruf yang terangkai untuk menciptakan makna tertentu. Contoh dari kata sederhana yang sering kita gunakan adalah tidur, bekerja, belajar, dan masih banyak lagi.

Klausa

Terkadang kita sulit untuk membedakan klausa dan kalimat. Namun, bila kita telah memahami makna dan fungsinya, kita dapat membedakan keduanya dengan mudah. Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok dari kata, terdiri atas sekurang-kurangnya subjek dan predikat yang akan berpotensi menjadi kalimat. Klausa yangs sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari contohnya Nenek sedang makan.

Dalam klausa tersebut terdiri dari satu subjek (nenek) dan satu predikat atau kata kerja (sedang makan). Dalam susunannya, klausa lebih pendek atau singkat dibandingkan kalimat. Dalam sebuah klausa hanya terdiri dari subjek dan predikat.

Kalimat

Berdasarkan KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Klausal lebih sederhana dan tidak sekomplek kalimat.

Kalimat terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan keterangan (baik keterangan tempat, waktu dan sebagainya).

B. Fungsi Konjungsi

Fungsi konjungsi menghubungkan:

1. Kata dengan kata.

2. Frasa dengan frasa.

3. Klausa dengan klausa.

4. Kalimat dengan kalimat.

5. Paragraf dengan paragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi).

C. Macam-Macam Konjungsi Secara Umum

Secara umum, macam konjungsi dibagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi intrakalimat.

1️⃣ Konjungsi Intra Kalimat (Antar Klausa)

Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Penggunaan konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat. 

Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan di bawah ini.

Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif .

 📌Konjungsi Koordinatif

    Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan sederajat/ setara.  Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh konjungsi koordinatif:

Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.

📌 Konjungsi Subordinatif

    Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif antara lain agar, untuk, supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dll.

Contoh konjungsi subordinatif:

Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.

📌 Konjungsi Korelatif

    Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.

Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata saja.

Jika saja beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, maka kalimat tersebut menjadi ambigu dan rancu, sehingga sulit dimengerti.

Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. 

Contoh : demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, tidak hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan, sedemikian rupa-sehingga, entah-entah. 

Contoh konjungsi korelatif:

Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.

2️⃣ Konjungsi Antar Kalimat

    Konjungsi antar kalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna. Dalam penggunaannya konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.

Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Diantaranya adalah sebagai berikut.

📌Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.

📌Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.

📌Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu

📌Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.

📌Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya: sebaliknya

📌Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.

📌Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.

📌Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan

📌Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya: namun, akan tetapi.

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antar kalimat: 

1. Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental memberi.

2. Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu Karena dia bekerja keras semenjak muda.

📝 Selain itu ada juga konjungsi antar paragraf yakni konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. 

Kata hubung yang kerap digunakan di antaranya:

Terlebih lagi, disamping, oleh karena itu, berdasarkan, jadi.

Contoh konjungsi antarparagraf:

    Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Akan tetapi sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.

    Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.


01 Nopember 2021


Saturday, June 13, 2020


Foto diambil dari acara KOMPAK 2019
 

Semakin masifnya penyebaran pandemi covid-19 membuat pemerintah turut menghimbau agar masyarakat tetap di rumah saja. Beberapa perusahaan sudah memberlakukan Work From Home, tak terkecuali instansi pendidikan.

 

Pelajar dan mahasiswa kini lebih sibuk di rumah. Dengan diberlakukannya sistem belajar di rumah, demi menekan angka penyebaran virus corona, puncaknya ialah saat ujian nasional yang seharusnya berlangsung April ini untuk tingkat SMA terpaksa ditiadakan. Imbas dari peniadaan ujian nasional adalah pelajar tidak bisa lagi corat-coret seragam saat pengumuman kelulusan. Juga kini mulai berkurang alasan bagi seorang pelajar saat ingin mengakhiri hubungan dengan dalih mau fokus UN. Kang Emil selaku Gubernur Jawa Barat bahkan memprediksikan kegiatan belajar secara normal kemungkinan baru dimulai Januari 2021, dan dapat dipastikan pembelajaran akan berlangsung secara online.

 

IAI Bunga Bangsa Cirebon salah satu kampus yang berada di Jawa Barat turut serta mempertimbangkan kuliah daring kembali untuk menyambut semester baru yang diperkirakan akan dimulai akhir Juni ini. Meskipun pemerintah pusat telah menyerukan New Normal guna menjalankan kehidupan seperti biasa dengan syarat memperhatikan protokol kesehatan. Agaknya, kampus IAI Bunga Bangsa tidak perlu resah dengan perkuliahan metode daring ini, bahkan sebelumnya sudah pernah berjalan saat awal-awal pandemi ini menginvasi seluruh nusantara. Sementara kampus-kampus lain masih menggunakan online grup whattsapp atau aplikasi Zoom yang durasinya terbatas. IAI Bunga Bangsa cukup beruntung memiliki sistem e-campus demi mendukung kegiatan belajar online, dengan banyak fitur yang semakin memudahkan dosen dan mahasiswa untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar.

 

Sayang, edukasi sistem e-campus saat orientasi mahasiswa tidak sepenuhnya dipahami mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa dan dosen yang masih merasa kebingungan menggunakan sistem ini. Seandainya kegiatan belajar mengajar tidak dipaksa untuk online, boleh jadi sistem ini tidak akan banyak digunakan dan sistem tidak akan diperbaharui seperti saat ini.

 

Namun, saya rasa sistem ini hanya dirancang untuk mengutamakan pengguna yang mengakses dengan laptop atau PC. Memang ada e-campus mode mobile tapi ada beberapa fitur yang tidak ada di e-campus mobile. Salah satu contohnya adalah ketika saya berniat mengunggah tugas di e-campus, tapi salah klik akhirnya yang diunggah malah foto dengan mantan saya. Saya seketika panik setelah mengetahui tidak ada fitur hapus atau membatalkan unggahan. Untungnya, saya bisa menghapus ungggahan tersebut setelah membukanya lewat laptop.

 

Juga barangkali sistem ini perlu disederhanakan kembali, sehingga tidak ada kata atau kalimat yang terlalu panjang, yang malah memperumit fitur itu sendiri, kalau Bapak Rektor butuh seorang UX Writer mungkin saya bisa bantu. Ya, sedikit-sedikit saya paham.

 

Kemajuan sistem e-campus juga perlu diapresiasi, setelah sebelumnya sistem terbilang cukup ruwed kini semakin dipermudah. Ya, minimal sekarang ada background Bapak Rektor sedang mewisudai mahasiswanya. Satu hal yang pasti, saya dan mungkin teman-teman yang lain sebagai mahasiswa sangat-sangat menyayangkan ketika kampus lebih memilih ujian pilihan ganda dibanding essai. Mahasiswa yang kerap dieluh-eluhkan sebagai agent of change, yang sikap kritisnya sering ditakuti penguasa membutuhkan cara-cara memancing nalar kritisnya. Bagaimana mahasiswa bisa kritis ketika dalam ujian saja jawabannya sudah dihidangkan.

 

Tentu IAI Bunga Bangsa bukanlah kampus antikritis seperti kampus yang beberapa waktu lalu menganggap Veronica Koman sebagai narasumber diskusi HAM adalah narasumber yang tidak layak, atau beberapa kampus yang seenaknya malah menaikan biaya UKT di tengah pandemi yang memaksa banyak kehilangan pekerjaan.

 

Kemudian mengenai tugas selama kegitan belajar yang nanti akan berlangsung daring, sebaiknya Bapak-Ibu Dosen tidak menganggap bahwa kuliah online sebagai momen memanfaatkan untuk memberi tugas seabrek. Benar, bisa untuk mengisi waktu saat di rumah, tetapi alangkah lebih baik dipikirkan kembali, karena dampak pandemi ini tidak melulu soal kesehatan. Namun, ada dampak ekonomi yang seringkali memunculkan sentimen bagi tiap-tiap anggota keluarga yang pada akhirnya menimbulkan konflik. Bahkan semenjak pandemi ini berlangsung angka perceraian meningkat, dan tidak sedikit yang sebelumnya terlibat kekerasan dalam rumah tangga. Lebih lanjut, pihak dosen diharap bisa memaklumi hal-hal seperti ini, dengan memberi tugas sewajarnya.

 

Permasalahan terakhir mungkin dirasakan hampir seluruh mahasiswa di Indonesia, mengenai subsidi kuota internet untuk menunjang kuliah daring. Tentu saya harap pihak kampus IAI Bunga Bangsa Cirebon bisa memberikan fasilitas ini. Kalau tidak bisa, ya tidak masalah asal kita semua mahasiswa diperbolehkan ke kampus untuk numpang wifi-an.

 

 

 

Oleh: Fanani

Cirebon, 13 Juni 2020


Tuesday, May 19, 2020


Sebelum mengenal pengertian novel dan cerpen, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu prosa.
Prosa adalah suatu karya fiksi yang tidak terikat oleh aturan dan dalam prosa juga jumlah kalimatnya lebih banyak. Jenis prosa ada fiksi mini, cerpen, novel, dan roman.

Setelah itu mari kita bahas apa sih novel? 

NOVEL

•Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang tokoh dengan tokoh di sekelilingnya dan menonjolkan watak setiap tokoh tersebut. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa terpenting yang dialami oleh tokoh, yang kelak mengubah hidupnya. Oleh sebab itu, novel biasanya memiliki kisah yang lebih kompleks daripada cerpen.

UNSUR-UNSUR NOVEL

Unsur Intrinsik Novel

1. Tema

Tema adalah persoalan yang diangkat dalam novel. Tema mewakili isi novel secara umum. Biasanya tema dinyatakan dalam bentuk frasa. Misalnya, novel Dilan karya Pidi Baiq mempunyai tema kehidupan remaja tahun 1990-an. Oleh sebab itu, secara keseluruhan, isi novel itu berisi tentang pengalaman hidup anak sekolah.

Contoh: Secara Keseluruhan novel To Kill A Mockingbird karya Harper Lee bertema tentang kasih sayang.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh ialah semua orang yang terlibat di dalam novel. Karena sifatnya yang kompleks, di dalam novel terdapat banyak tokoh. Tokoh-tokoh itu mempunyai watak yang berbeda. Berdasarkan jenisnya, ada dua tipe penokohan, yaitu protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang memiliki sifat baik. Biasanya protagonis ditampilkan sebagai tokoh utama dalam novel. Sementara itu, antagonis adalah tokoh yang bersifat buruk. Dalam novel, tokoh antagonis-lah yang menyebabkan banyak konflik.

Contoh: Tokoh Tedy dalam novel Musim Semi di Jepang menjadi tokoh antagonis karena mencoba memisahkan sepasang kekasih akibat rasa cemburu.

3. Alur

Alur terdiri atas dua jenis, yaitu alur maju dan alur sorot-balik. Sementara itu, dalam alur sorot-balik, penulis umumnya menyelipkan pengalaman masa lalu tokoh sepanjang cerita. Makanya, dalam cerita, banyak terdapat flashback.

Contoh: Alur yang dipakai penulis dalam novel IT adalah sorot-balik.

4. Latar

Latar terbagi atas tiga jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

Contoh: Kisah dalam novel ini berlatar di Perancis Utara.

5. Amanat

Amanat ialah pesan moral yang didapat setelah kita selesai membaca novel. Amanat memuat nilai-nilai tertentu bagi pembaca hingga kehidupan pembaca menjadi lebih bermakna.

Contoh: Amanat yang terkandung di dalam novel Ilfeel ialah bahwa kita harus menghargai perasaan orang lain.

Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur ekstrinsik memuat semua nilai di luar unsur intrinsik novel, seperti kehidupan sosial, ajaran agama, dan kepengarangan. Untuk menemukan unsur tersebut, kita bisa mencermati dan menganalisis bagian tertentu di dalam novel yang memuat nilai sosial, agama, dan pengarang.

1. Kehidupan sosial

Contoh: Novel ini sempat menyinggung tata krama yang berlaku di dalam Keraton.

2. Ajaran Agama

Contoh: Ajaran agama terasa kental dalam halaman terakhir di novel ini.

3. Kepengarangan

Contoh: Pengarang novel ini memang memiliki latar belakang sebagai seorang psikolog sehingga novel-novel yang dihasilkannya banyak bernuansa psikologis.

Sebenarnya cerpen sama saja dengan novel. Cuma pembahasannya lebih singkat aja atau lebih jelasnya lagi tentang cerpen, silakan baca ulasan kami dengan klik ini "APA ITU CERPEN". Kalau novel biasanya beberapa rangkaian peristiwa. Kalau cerpen biasanya cuma 1 peristiwa. 

Untuk alur intrinsik dan ekstrinsiknya juga sama seperti novel.

Oleh: Citra Amaliah
19 Mei 2020

Sunday, May 17, 2020


 

Bila kita banyak membaca buku novel atau cerpen, tentu akan menemui perbincangan antartokoh. perbincangan ini sangat memberi bumbu sedap terhadap cerita tersebut. Cerita akan menjadi lebih hidup dan seolah benar-benar terjadi dalam pikiran kita. Istilah perbincangan dalam cerita adalah dialog tag di mana merupakan bentuk frase yang mengikuti dialog. Dan sebagai bentuk informasi indentitas pembicara apada cerita tersebut.

Contoh dialog tag yang sering digunakan, yaitu: Gumam, jawab, kata, lanjut, pekik, pinta, potong, protes, tanya, tolak, tukas, ucap, ujar, ulang, sahut, sanggah,  sergah, seru, lirih, dan sebagainya.

Dialog tag memiliki 6 tata cara penulisan, yaitu sebagai berikut:

1.       Dialog menggunakan koma sebelum tanda petik terakhir.

Berikut contohnya:

“Aku suka banget main dengannya,” Katanya (salah)

“Kemarin, aku melihat dia main denganmu,” ujarnya (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


2.       Dialog menggunakan titik sebelum tanda petik terakhir.

Berikut contohnya:

“Dia itu memang kawan terbaikku.” ucapku (salah)

“Kamu itu memang kawannya yang paling baik.” Ujarnya (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag menggunakan huruf kapital.


3.       Dialog menggunakan tanda tanya sebelum tanda petik terakhir.

Berikut contohnya:

“Tadi kamu berangkat dengan siapa?” Tanya Udin (salah)

“Tadi kamu berangkat dengan siapa?” tanya Udin (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


4.       Dialog menggunakan tanda seru sebelum dialog tag.

Berikut contohnya:

“Loh, kamu yang salah!” Teriak Jukri (salah)

“Aku kecewa banget sama kamu, pergi!” teriak Reni (benar)

Dalam dialog ini, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


5.       Dialog yang terputus

Berikut contohnya:

a.       “Aku ... Sudah rindu padamu.” (salah)

“Kamu ... memang yang terbaik.” (benar)

b.       “Aku memang benci padamu, tapi–” Potongnya (salah)

“Aku memang benci padamu, tapi–” potongnya (benar)

 

Jadi ingat lagi materi tentang penggunaan elipsis juga untuk contoh pertama. Sebagai tambahan pada akhir dialog tag yang menggunakan elipsis menggunakan 4 titik, 3 titik untuk elipsis dan ditambah 1 titik untuk mengakhiri atau bisa dengan koma. contohnya:

"Masihkah kamu ...."

"Aku masih suka ...,"

Dalam dialog kedua, setelah tanda petik maka di awal huruf dialog tag tidak menggunakan huruf kapital.


6.       Dialog sambung

Berikut contohnya:

“Kamu,” lirihnya, “jangan pergi lagi!” (salah)

“Kamu,” desisnya, “Hati-hati di jalan, ya!” (benar)

 

Jadi pada dialog sambung, setelah koma dilanjutkan dengan huruf kapital pada dialog berikutnya. Sebagai catatan apabila setelah dialog tidak menggunakan kata dialog tag, maka menggunakan huruf kapital di awal katanya. Sebagai contoh:

“Aku gak tahu harus bicara dari mana,” Aku hanya diam melihatnya menangis


Oleh Lukman

Cirebon, 17 Mei 2020

 


Friday, May 8, 2020



Oleh: Syamsudin Kadir 
Penulis buku "Saatnya Menjemput Jodoh" dan "Merawat Mimpi, Meraih Sukses". 

BAGI saya, pembaca adalah raja, hakim, penasehat dan motivator. Sebab di saat atau setelah mereka membaca tulisan saya, mereka begitu berani, ikhlas, jujur dan terbuka dalam mengomentari tulisan saya. Mungkin terkesan berlebihan, tapi itu konsekwensi yang mesti saya terima.  

Bagi saya, pembantaian atau pembegalan  pembaca atas tulisan saya, baik dalam bentuk buku, artikel di Surat Kabar dan tulisan lepas di Media Online juga Media Sosial adalah masa-masa indah yang selalu saya ingat dan nanti. Suatu momentum yang menegangkan sekaligus menyenangkan. 

Dengan begitu, saya pun semakin tak puas dengan satu karya tulis yang saya tulis. Saya dipicu dan dipacu untuk terus menghadirkan tulisan yang lebih bernyawa dan bergizi. Saya semakin berupaya untuk belajar berbenah dalam menghadirkan tulisan dalam beragam jenis dan temanya.  

Pujian atas tulisan, pada sisi tertentu memang menambah semangat saya untuk terus menulis. Itu sangat manusiawi. Namun itu tidak mendorong saya untuk belajar agar mampu menghadirkan tulisan yang lebih bermutu. Saya kadang terlena dengan pujian. Akhirnya saya mati kutu!

Makanya saya tidak selalu bangga bila tulisan saya dipuji. Saya pun berupaya untuk tidak tergoda dengan pujian apapun. Sebab saya merasa akan lebih tertantang bila mendapatkan kritik, koreksi, hinaan, bahkan pelecehan dan intimidasi dari pembaca. 

Kalau Anda tidak sama dengan pola dan prinsip saya, saya ucapkan "Selamat berbahagia dengan pilihan Anda. Saya hormat dan bangga dengan pilihan itu. Sebab Anda punya hak untuk memilih. Merdeka dan bebaslah dengan pilihan Anda. Toh tanpa saya pun Anda tetap punya pola dan prinsip tersendiri dalam tradisi menulis". 

Kalau Anda mengikuti pola dan prinsip saya, saya sampaikan "Selamat datang di medan perjuangan yang terus menantang. Kokohkan komitmen, kuatkan tekad, kencangkan semangat dan jaga mental serta teruslah menulis, lalu kencangkan publikasi. Bersiaplah, karena tulisannya bakal dibantai dan dibegal oleh pembaca. Sebab Anda sedang memasuki medan uji bahwa menulis sejatinya tidak sekadar kata-kata!"

Di atas segalanya, menulis adalah kata kerja. Ia butuh tindakan nyata. Menulis tak cukup dengan kata-kata. Ia mesti dipraktikkan. Ya menulis itu artinya dituliskan. Menulis adalah aktivitas kreatif yang membutuhkan semangat dari dalam diri. Semangat dari luar hanyalah pelengkap. Tapi semuanya tetap dalam bingkai: menulis. 

Bila di era media sosial yang semakin menjamur seperti saat ini kita masih terpaku pada pola lama dan enggan kreatif, maka kita bakal ketinggalan momentum. Justru ini adalah momentum terbaik untuk terlibat dalam medan literasi yang bukan saja menantang tapi juga butuh kesiapan keringat, bahkan air mata yang tak sedikit. 

Pada setiap kata yang kita torehkan secara jujur dan tulus, akan menyimpan serpihan nilai yang tak bisa dibayar dengan materi. Setiap diksi yang kita bubuhkan pada sebuah karya akan mewariskan berbagai pesan bahkan hikmah tak terbilang angka kepada siapapun pembaca di luar sana bahkan sejarah.   

Tapi tetap saja kuncinya adalah tak tergoda sama pujian. Setinggi dan seindah apapun pujian atas tulisan kita, jangan pernah tergoda dengannya. Jangan mau terpeleset dari niat dan orientasi kita dalam menulis. Kita tetap dalam satu semangat dan garisan bahwa menulis memang tak sekadar kata-kata. Karena pada tiap kata punya arti dan menyimpan makna-makna. (*)


Kamis 7 Mei 2020
Setelah Isya, Menjelang menjadi fasilitator acara PENA IAI Bunga Bangsa Cirebon pukul 21.00-22.00 WIB.

Friday, February 21, 2020


Duuuarrr. Di tengah keasyikannya saya membaca, ada satu hal yang menelisik otak saya. Hal ini sepele tapi kadang sering menjadi masalah juga dalam proses penulisan. Tak jarang kita temui mengenai sebuah tulisan yang berbeda dengan kaidah penulisan huruf besar (kapital). 

Pernahkah merasa bingung dalam menuliskan suatu huruf ini besar atau kecil? Cara penggunaannya bagaimana tentang huruf kapital? Nama tempat, nama orang gede, ga? Buat apa memikirkan penulisan huruf besar atau kecil? Toh, dalam pembicaraan sehari-hari dengan kawan pun tidak terlalu diperhatikan. Oleh karena itulah, penggunaaan huruf kapital atau yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti huruf besar yang memiliki bentuk khusus lebih besar dari biasanya. Huruf kapital menjadi hal yang sangat penting dalam bahasa Indonesia terutama bagi seorang penulis ataupun mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. 

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan huruf kapital berdasarkan PUEBI Edisi Keempat:
1. Huruf kapital pada awal kalimat.
Misalnya:
Saya masih berusaha tabah menerima kanyataan ini.

2. Huruf kapital pada  nama orang.
Misalnya:
Dewi Irmarwah
Indra Oktavianto

3. Huruf Kapital yang ada pada petikan sebuah kalimat.
Mislanya:
Ibu bilang, “Makan nasi itu, sampai habis!”

4. Huruf kapital pada nama agama, kitab suci, Allah, dan nama ganti Allah.
Misalnya:
Islam
Allah selalu bersama hamba-hamba-Nya yang sabar.  

5. Huruf kapital pada nama gelar, keturunan, keagaamaan, termasuk gelar pendidikan yang diraih oleh seseorang.
Misalnya:
Sultan Hasanudin
Irwansyah, S.Pd. (Sarjanna Pendidikan)
Irmawan, S. H. (Sarjana Hukum) 

6. Huruf kapital untuk nama jabatan atau pangkat.
Misalnya:
Selamat datang, Presiden.

7. Huruf kapital untuk nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya:
Salah satu suku yang ada di Jawa Barat adalah suku Cirebon. 

8. Huruf kapital untuk nama peristiwa sejarah. 
Misalnya: Perjanjian Linggarjati

9. Huruf kapital untuk nama bulan, hari, tahun, hari raya.
Misalnya:
Idul Fitri
Hari ini adalah tahun baru Masehi.

10. Huruf kapital untuk nama yang berkaitan tempat yang ada hubungannya dengan geografi.
Misalnya:
1. Australia 
2. Gunung Ciremai
3. Lembah Hijau 

11. Huruf kapital untuk nama lembaga, organisasi, perusahaan, atau kepemerintahan. 
Misalnya: Dewan Perwakilan Rakyat, Ikatan Dokter Indonesia.

12. Huruf kapital untuk judul karya tulis (buku, karangan, majalah, artikel, makalah)
Misalnya:
- Saya sedang asyik membaca buku Perempuan Penggenggam Rindu.
-    Bulan Tenggelam di Wajahmu

13. Huruf kapital untuk menunjukan hubungan persaudaraan serta kata atau ungkapan lain yang digunakan dalam suatu sapaan.
Misalnya:
“Kapan  Ayah pulang, Bu?” tanya Adik.
"Apa yang kamu pikirkan jika aku tak ada di sampingmu, Sayang?"

14. Huruf kapital dalam penulisan ungkapan kata lain yang digunakan sebagai suatu sapaan.
Misalnya: Kutu Buku itu sedang membaca buku Tere Liye. 
           
Catatan: 
Huruf awal pada nama suatu peristiwa yang tidak digunakan sebagai nama jangan ditulis huruf kapital.
Misalnya:
Perlombaan dalam dunia pendidikan tidak akan membuat perang dunia.
     
Nama bangsa, suku dan bahasa bentuk turunan tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
kesunda-sundaan.
Pengindonesian kata asing.

Nama geografi yang bukan nama identitas tidak ditulis kapital.
Misalnya:
berlayar ke selat.
menyelam di hatimu.

Nama geografi yang merupakan nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- apel malang
- petai cina
- kacang bandung

Huruf kapital ditulis pada awal dari nama lain suatu jenis.
Misalnya:
padi (Oryza Sativa)
jagung (Zea Mays) 

Nama yang diikuti kata yang mengandung nama geografi dan termasuk nama jenis tidak ditulis kapital tetapi hanya disejajarkan dalam kelompoknya yang satu jenis.

Jenis bunga yang dapat dijadikan nama untuk anak perempuan adalah bunga anggrek, bunga seroja, bunga melati, dan bunga mawar. 

Hasrat belanja kian menderu ketika kulihat batik pekalongan, batik cirebon, batik solo, dan batik madura berjajar manis di toko itu.  
Misal: 

Kata ganti Anda ditulis dengan huruf pertama kapital.
Misalnya:
Apakah Anda baru tiba dari pasar?
Anda adalah orang paling cantik di muka bumi ini.  
Untuk poin 13 istilah hubungan persaudaraan tidak berlaku pada contoh kalimat seperti di bawah ini:
Contohnya:
Semua kakak dan adik saya sudah menikah.
Rina bekerja dengan sungguh-sungguh demi kebahagiaannya demi ibu, bapak dan adiknya di kampong. 

Saya juga masih terus belajar mengenai seluk beluk menulis, semangat untuk terus berproses, semangat untuk terus belajar, semangat untuk terus berbagi pengetahuan. 
Salam cinta,
Salam PENA,
Salam literasi.
Dewi Pribadi 
19 Februari 2020

Materi lebih lengkapnya klik PUEBI Edisi Keempat

Friday, February 14, 2020



Banyak orang yang memang tidak tahu bagaimana cara menggunakan tanda baca elipsis. Tanda baca satu ini amat populer bagi para pecinta sastra. Karena banyak penulis menggunakan tanda baca ini pada karya mereka. Secara etimologis, tanda elipsis berasal dari bahasa Yunani (elleipsis) yang berarti “penghilangan”. Sedangkan menurut KBBI elipsis adalah tanda berupa tiga titik yang diapit spasi (...), menggambarkan kalimat yang terputus-putus atau menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. Biasanya elipsis digunakan pada kalimat dialog.

Ada beberapa artikel yang mengatakan bahwa elipsis adalah sebuah majas yang tergolong ke dalam majas tertautan.

Cara penggunaan elipsis ada 2, yaitu :
1. Digunakan di tengah/awal kalimat.
Bila digunakan di tengah atau awal kalimat maka elipsis ditulis dengan tiga titik (...) Yang diapit oleh spasi. Contohnya
:
"... aku bukan kamu!"
"Kau itu ... pergi!"

2. Digunakan di akhir kalimat
Bila diletakan di akhir kalimat, tanda elipsis ditulis dengan empat titik (....) satu titik sebagai pengakhir kalimat. Serta diawali dengan spasi. Contohnya :

"Singa itu menerkam ...."
"Sudahlah, tak usah kau ucapkan lagi! Aku sudah ...." Tangisnya pecah.
"Cantik nan merona ...."
"Dia sudah pergi ...."

Ada satu hal, dalam penggunaan di akhir kalimat terkadang ada yang seperti ini :
"Aku bukan dia .... Dan kau pergi saja! Aku tak peduli."
Pada kasus ini, elipsis itu menandakan bahwa kalimatnya sudah diakhiri dengan tanda titik (.) yang kemudian dilanjutkan dengan kalimat berikutnya. Penulisan setelah elipsis ini menggunakan huruf kapital di awal kata. 

Catatan penting dalam menggunakan tanda baca ini. Setelah elipsis huruf yang digunakan bukan kapital. Kecuali, bila elipsis yang diletakan di akhir kalimat seperti pada dialog di atas.

Fungsi elipsis ada 2, yaitu :

1. Menghilangkan bagian pada sebuah kutipan atau kalimat.
Contoh :
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman." (QS. 2:6)

Menjadi
"... engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman." (QS. 2:6)

2. Menulis ujaran yang belum selesai pada dialog.
Contoh :
"Aku sangat suka padamu."
Menjadi
"Aku ... padamu."

Materi di atas hanya sebagian kecil dari penggunaan elipsis yang tepat. Ada sebuah catatan lagi, disarankan ketika membuat sebuah karya seperti puisi dan sastra lainnya. Jangan terlalu banyak menggunakan elipsis. Karena akan membuat keambiguan bagi pembaca, khususnya yang baru mengenal sastra.



Oleh Lukman (Fath)
Cirebon, 14 Februari 2020

Saturday, January 18, 2020


A. Pengertian Cerpen
Sebenarnya, apa itu CERPEN? Pengertian Cerpen adalah akronim dari Cerita Pendek. Cerpen merupakan jenis karya sastra yang berbentuk prosa naratif fiktif/fiksi di
mana isinya menceritakan/ menggambarkan kisah suatu tokoh beserta segala konflik dan penyelesaiannya, yang ditulis secara ringkas dan padat. Biasanya maksimal hanya ada tiga tokoh sentral dan satu konflik beserta penyelesaiannya. Pada umumnya, isi cerita pendek berpusat pada satu tokoh dan situasi tertentu di mana ada puncak masalah (klimaks) dan penyelesaiannya. Selain itu, di dalam cerita pendek atau cerpen terdapat kurang dari 10.000 kata saja, sehingga cenderung singkat dan padat. Ada pula yang berpendapat cerpen itu bacaan sekali duduk karena pendeknya bacaan atau tulisan itu sendiri.

B. Struktur Cerpen
Di dalam Cerpen terdapat 6 elemen penting yang membangun teks cerita pendek tersebut sehingga membentuk suatu cerita yang utuh. Berikut ini adalah struktur cerpen tersebut:

1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan atau inti dari cerpen dan merupakan gambaran awal suatu cerita. Unsur abstrak sifatnya opsional, dengan kata lain suatu cerpen boleh saja tidak menggunakan abstrak.

2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan waktu, suasana, dan tempat yang ada di dalam cerita pendek.

3. Komplikasi
Komplikasi adalah urutan berbagai kejadian yang dihubungkan berdasarkan sebab-akibat. Kita dapat melihat watak atau karakter suatu tokoh dalam cerpen pada struktur ini.

4. Evaluasi
Evaluasi adalah struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks, serta mulai menemukan solusi atau penyelesaian atas konflik tersebut. Resolusi Pada bagian ini si pembuat cerpen akan menjelaskan solusi atau penyelesaian atas masalah yang dialami oleh tokoh di dalam cerpen.

5. Koda
Koda adalah nilai moril atau pelajaran yang bisa didapatkan oleh pembaca cerpen.

C. Ciri-Ciri Cerpen
Sebenarnya sangat mudah untuk mengenali sebuah cerpen, yaitu melalui karakteristiknya. Berikut ini adalah ciri-ciri cerpen pada umumnya:
1. Jumlah kata di dalam cerpen kurang dari 10.000 kata.

2. Isi cerpen bersifat fiktif/fiksi.

3. Hanya terdapat satu alur saja (alur tunggal).

4. Bentuk tulisannya singkat, atau lebih singkat dari Novel.

5. Isi cerpen umumnya diangkat dari kejadian sehari-hari.

6. Biasanya cerpen menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca. 

7. Bentuk penokohan di dalam cerpen sangat sederhana.

Jadi, jika kamu menemukan sebuah karya sastra namun tidak memenuhi beberapa ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka karya sastra tersebut bukanlah sebuah cerpen.

D. Unsur-Unsur Cerpen
Secara Umum, terdapat dua unsur penting di dalam suatu cerita pendek, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasan singkatnya:
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Beberapa hal yang termasuk di dalam unsur instrinsik adalah: 
a. Tema, yaitu gagasan utama di dalam suatu cerpen.

b. Alur/Plot, yaitu jalan cerita di dalam cerpen.

c. Latar/Setting, yaitu berhubungan dengan dengan tempat, waktu, dan suasana di dalam cerpen.

d. Tokoh, yaitu pelaku di dalam cerpen.

e. Penokohan, yaitu pemberian sifat dan watak tokoh dalam cerpen.

f. Sudut Pandang, yaitu cara padang penulis cerpen dalam melihat peristiwa di dalam cerpen.

g. Gaya Bahasa, yaitu cara penulis menyampaikan cerita di dalam cerpen. Misalnya menggunakan diksi dan majas.

h. Amanat/ Pesan, pesan moral yang ingin disampaikan penulis cerpen kepada pembaca atau pendengar.

2. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berasal dari luar. Beberapa yang termasuk di dalam unsur ekstrinsik adalah:

a. Latar Belakang Masyarakat, yaitu hal-hal yang mempengaruhi alur cerita dalam cerpen, misalnya; ideologi, kondisi politik, sosial, dan ekonomi masyarakat.

b. Latar Belakang Pengarang, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pemahaman dan motivasi penulis cerpen dalam membuat tulisannya, misalnya; aliran sastra, kondisi psikologis, biografi.

c. Nilai yang Terkandung dalam Cerpen, yaitu nilai-nilai yang terdapat di dalam suatu cerpen (nilai agama, sosial, budaya, moral).

E. Fungsi Sastra Dalam Cerpen Beberapa fungsi sastra di dalam cerpen tersebut adalah:

1. Fungsi Rekreatif, yaitu fungsi cerpen yang dapat membuat pembaca merasa senang, gembira, dan terhibur.

2. Fungsi Didaktif, yaitu fungsi cerpen yang dapat mendidik dan mengarahkan pembaca melalui nilai-nilai kebenaran di dalam cerpen.

3. Fungsi Estetis, yaitu fungsi cerpen yang memberikan keindahan kepada pembacanya.

4. Fungsi Moralitas, yaitu fungsi cerpen yang memberikan nilai moral sehingga pembaca mengerti moral yang baik dan tidak baik untuk dirinya.

5. Fungsi Religiusitas, yaitu fungsi cerpen yang mengandung ajaran agama dan menjadi teladan bagi pembacanya. 

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian cerpen, struktur cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur-unsur cerpen dan fungsinya. Semoga bermanfaat.
Dilansir dari © 2020 Maxmanroe.com

Friday, January 10, 2020


Oleh: Lukman

Banyak orang masih belum tahu dan tidak bisa menggunakan kata di, ke, mu, ku, dan kau secara tepat. Serta banyak juga yang tidak bisa membedakannya dengan kata imbuhan. Hal ini tentunya penting untuk dipelajari bagi para penulis. Bahkan, masih banyak para penulis senior belum bisa menggunakan aturan/kaedah penulisan yang tepat terhadap kata tersebut.

Di sini akan dibahas bagaimana kaedah atau aturan penulisan kata di, ke, mu-, ku-, kau- yang benar.

1. Di dan ke
Penggunaan kata "di" dan "ke", terbagi menjadi dua macam. Pertama sebagai kata depan, dalam penulisannya harus dipisah. Kata depan sendiri menjelaskan atau menunjukan keterangan waktu, tempat, dan suasana. Contohnya sebagai berikut:

a. Sebagai keterangan waktu
- Anto tidak menyadari bahwa di malam itu dirinya tertidur saat menonton sepak bola.
- Ritual ini dilakukan Sony dari malam Jumat ke Sabtu pagi tanpa makan dan minum.
- Pemuda itu melakukan perampokan yang sadis terhadap keluarga Pak Joni, tepatnya di pukul 12.00 WIB, ia ditangkap oleh pihak berwajib saat akan membagi hasil rampasan mereka.

b. Sebagai keterangan tempat
- Dia dari kemarin tidak terlihat batang hidungnya, entah sekarang ada di mana.
- Di sini adalah tempat orang-orang melakukan ritual terlarang bagi adat desa Sono.

c. Sebagai keterangan suasana
- Di keheningan malam, sosok hantu berkepala kuda memanggil diriku yang sedang melewati jalan makam Mbah Langit.
- Di kondisi yang masih mencekam seperti itu, masyarakat kota Gaza tetap melakukan sholat Idul Adha secara khusuk.

Kedua, kata "di" dan "ke" sebagai imbuhan (afiks). Pada kesempatan kali ini hanya menjelaskan secara garis besarnya bahwa penulisan kata tersebut disambung. Sebagai contoh:
1. Di- + pukul = dipukul
2. Ke- + dapat + -an = kedapatan
3. Di- + tarik = ditarik
4. Ke- + peduli + -an = kepedulian.

Kata di atas adalah beberapa contoh kecil dari penggunaan kata imbuhan "di-" dan "ke-". Perlu diingat bahwa penulisan kata imbuhan harus disambung.

2. Ku-, -ku, kau-, -mu
Kata "ku", "mu", dan "kau" adalah kata ganti orang.
Kata "-ku" dan "-mu" juga berasal dari kata "aku" dan "kamu", yang artinya menyatakan sebuah kepemilikan bila diletakan di akhir kata sebelumnya. Serta penulisannya harus disambung/serangkai dengan kata tersebut. Sebagai contoh: mulutku, senyumanmu, jamku, kekasihmu, dan buah hatiku.

Kemudian kata "ku-" dan "kau-" sendiri berasal dari kata "aku" dan "engkau", penulisannya pun harus serangkai dengan kata setelahnya. Contoh: kupandang, kugapai, kaupergi, kaupukul, dan sebagainya.

Pemaparan di atas adalah beberapa jawaban tentang bagaimana kaedah penulisan, di, ke, ku, mu, dan kau, yang benar berdasarkan PUEBI. Dan mengingat betapa pentingnya pengetahuan kaedah-kaedah penulisan yang masih kurang tepat oleh para penulis dalam penulisan karyanya. Apalagi bagi para penulis yang enggan membaca dan hanya menganggap kegiatan menulis sekedar hobi di waktu senggang. Menulis itu mempunyai aturan atau kaedah, tanpa mempelajarinya sama halnya dengan sayur yang hambar.


Cirebon, 10 Januari 2020

Friday, January 3, 2020


Sumber gambar: Contoh Artikel Kompas

Ada banyak referensi dalam penulisan atau cara menulis sebuah artikel. Dari yang mengupas secara tuntas dan gamblang mau pun hanya garis besarnya. Artikel sendiri banyak ditemui di lini massa seperti blogsite atau website. Dengan membaca artikel dapat menambah keilmuan atau pengetahuan baru. Ini merupakan salah satu cara agar membudayakan literasi membaca dan menulis. Kenapa demikian? Karena dengan membaca artikel wawasan mulai terbuka dan bisa memotivasi atau menginsipirasi untuk membuat sebuah tulisan dari apa yang dibaca.

Pada kali ini, akan dijabarkan tentang bagaimana cara membuat sebuah artikel, baik di lini massa internet mau pun media cetak. Pada dasarnya artikel sendiri adalah karangan aktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat mendidik atau menghibur. Dalam pembuatannya ada beberapa langkah yaitu:
  1. Tentukan Tema.
Tema haruslah spesifik. Semakin spesifik semakin menarik minat baca.
  1. Tetapkan Tujuan pembaruan. Lebih dari sekedar artikel, lebih dalam artikel jenis deskripsi dan narasi, tidak disetujui tujuan tersurat, tersedia tersirat.
  2. Rumuskan ide pokok atau masalah. Masalah khusus dalam bentuk pertanyaan. Hanya dalam penjelasan artikel dan narasi, rumusan ditulis tidak tersurat tetapi tersembunyi dibalik alur tulisan.
  3. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel (Penjabaran lebih lanjut saya uraikan di bawah)
  4. Buatlah kesimpulan. Kesimpulan bikinnya mudah. Anda dapat menggunakan dengan baik jika Anda menggunakan logika atau alur artikel Anda benar.

Poin-poin di atas hanyalah garis besar dalam membuat sebuah artikel. Karena artikel memiliki jenis-jenisnya sendiri dan langkah pembuatan setiap jenisnya pun sedikit berbeda. Berikut adalah jenis-jenis artikel dan cara pembuatannya.

  1. Deskripsi Artikel
Artikel deskripsi adalah karangan yang dimaksudkan untuk menulis gambaran tentang fakta-fakta yang bisa dibicarakan di benak.
A.    Cara Penulisan Artikel Deskripsi
1)      Tentukan objek, baik berupa bentuk atau konsep yang mau dideskripsikan
2)      Tentukan juga tujuan ditentukan (tersirat).
3)      Tentukan rumusan ide pokok (tersirat).
4)      Kembangkan tulisan menjadi urut-urutan. Apakah berdasarkan urutan waktu : pagi-siang-sore; atau urutan jam 1, jam 2, jam 3; atau urutan tahun: tahun 2000, tahun 2003, tahun 2005; atau menggunakan urutan tempat : dari pinggir ke tengah; dari pangkal ke ujung; atau kita ingin memakai urutan: dari yang paling penting, penting ke yang kurang penting.
5)      Tutup dengan paragraf yang menggambarkan objek yang dideskripsikan.

  1. Artikel Narasi
Artikel jenis ini membahas tentang situasi atau situasi, baik berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Saya lebih suka menamainya sebagai artikel cerita.Ya, seperti cerita (novel, cerpen, komik, dongeng, film, drama, dll), dalam artikel narasi harus ada penokohan, seperti dalam cerita pada umumnya. Sang tokoh menggambarkan sebagai sosok yang bergulat dengan masalah dan berkonflik dengan kehidupan. Dan ia berhasil memenangkan pergulatan tersebut. Adanya konflik kehidupan membuat tulisan beroperasi penyanyi menarik minat baca. Karena bila tidak ada konflik, maka narasi akan menjadi hambar.
      
     Cara memulihkan artikel narasi
  1. Tentukan tema.
  2. Tentukan tujuan (tersirat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersirat).
  4. Kembangkan tulisan dengan membuat alur cerita : awal - tengah - akhir. Bagian awal buatlah pembukaan yang menarik; bagian tengah gambarkan pergulatan hidup sang tokoh sampai pada puncak konflik alias klimaks; pada bagian akhir sudahi dengan anti klimaks dan berakhir.
  5. Setelah itu, buatlah anti klimaks sebagai penutup.
3.      Artikel Eksposisi
Artikel jenis ini merupakan karangan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan topik. Dapat berupa uraian tentang resolusi, fungsi, bagian dan kegunaan suatu konsep. Dapat juga berupa langkah, cara atau proses mengerjakan sesuatu.

  1. Cara Penulisan Artikel Eksposisi
  1. Tentukan tema.
  2. Tentukan tujuan (tersurat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersurat).
  4. Kembangkan tulisan sesuai tujuan. Bila karangan ditujukan untuk menjelaskan pengertian, maka kembangkan karangan dengan menyajikan data dan fakta untuk menguatkan definisi atau proses. Bila anda ingin menjelaskan cara, buatlah tahapan-tahapan dari awal sampai akhir secara sistematis. Bila anda ingin menjelaskan kegunaan, buatlah kegunaannya satu persatu. Dan bila karangan ditujukan untuk menjelaskan proses, maka detailkan prosesnya.
  1. Artikel Argumentasi
Artikel ini berupa karangan opini (pendapat pribadi, oranisasi atau lembaga).  Penulisannya dilatarbelakangi oleh kritik terhadap suatu pendapat, keadaan atau kebijakan. Penulis biasanya akan memasukkan opini pribadi atau kelompoknya ke dalam tulisan secara fulgar, tentu dengan data atau fakta yang mendukung. Sehingga pendapatnya bisa menarik dukungan dari pembaca.

  1. Cara Penulisan Artikel Argumentasi
  1. Tentukan masalah/ tema.
  2. Tentukan tujuan (tersurat).
  3. Tentukan rumusan masalah (tersurat).
  4. Kembangkan karangan dengan menyajikan data dan fakta untuk menguatkan pendapat sendiri dan juga dapat melemahkan pendapat orang lain.
  5. Berikan kesimpulan.
5.      Artikel Persuasi
Artikel jenis ini terkenal juga dengan artikel motivasi. Sebab penulisannya bersifat membujuk alias persuasif. Efeknya dapat menggerakkan pembaca untuk melakukan atau mengikuti sesuatu dan sebaliknya meninggalkan sesuatu.
Artikel ini biasanya banyak digunakan oleh pembisnis, konsultan, agamawan, psikolog, terapis, pengambil kebijakan dan siapa saja yang ingin menggiring khalayak untuk mau, rela, antusias, bersemangat mengamini dan tidak menolak apa yang mereka tawarkan.
  1. Cara Penulisan Artikel Persuasi
  1. Tentukan masalah/ tema.
  2. Tentukan tujuan (tersurat).
  3. Tentukan rumusan ide pokok (tersurat).
  4. Kembangkan karangan dengan menyajikan data dan fakta untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat menggerakkan pembaca untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi keburukan.
  5. Berikan kesimpulan.
Cirebon, 03 Januari 2020